Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2024

ABU,LIPSTIK,PEMILU

Sebagian besar Gereja di wilayah NTT melaksanakan ekaristi memasuki masa prapaskah, masa khusus yang disiapkan Gereja bagi umatnya untuk mengenang misteri penderitaan Sang Kristus dan masa persiapan hari raya Paskah, peringatan misteri kebangkitanNya. Pada hari itu, seluruh umat Katolik di seluruh dunia ‘memberi dahinya’ ditandai dengan abu, sebuah tanda ‘tobat’ kaum beriman kristiani. Sejak lama, bahkan berabad-abad sebelum Kristus, abu telah menjadi tanda tobat. Misalnya, dalam Kitab Yunus dan Kitab Ester. Ketika Raja Niniwe mendengar nubuat Yunus bahwa Niniwe akan ditunggangbalikkan, maka turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu. (Yunus 3:6).Dan ketika Ester menerima kabar dari Mordekhai, anak dari saudara ayahnya, bahwa ia harus menghadap raja untuk menyelamatkan bangsanya, Ester menaburi kepalanya dengan abu (Ester 4:13). Pius Parsch, dalam bukunya “The Church’s Year of Grace” menyatakan bahwa “Rabu Abu Pertama