Langsung ke konten utama

Budayakan CILI ( Cinta Literasi ) pada TOMAT ( Target Orang Muda Turubean ) untuk membaca dan menulis


 Literasi memang tidak bisa dilepaskan dari bahasa. Seseorang dikatakan memiliki kemampuan literasi apabila ia telah memperoleh kemampuan dasar berbahasa, yaitu membaca dan menulis. Jadi, makna dasar literasi sebagai kemampuan baca tulis merupakan pintu utama bagi pengembangan makna literasi secara lebih luas. Cara yang digunakan untuk memperoleh literasi adalah melalui pendidikan.

Dengan kata lain, apabila tidak ada tulisan, sama saja kita berada di zaman prasejarah.


Tulisan merupakan bentuk rekaman sejarah yang dapat diwariskan dari generari ke generasi, bahkan hingga berabad-abad lamanya.


Dalam dunia pendidikan, tulisan mutlak diperlukan. Buku-buku pelajaran maupun buku bacaan yang lainnya merupakan sarana untuk belajar para peserta didik di lembaga lembaga sekolah mulai tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Tanpa tulisan dan membaca, proses transformasi ilmu pengetahuan tidak akan bisa berjalan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya tulisan, budaya membaca, serta menulis di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, kita harus terus berupaya mendorong serta membimbing para generasi muda termasuk pelajar dan mahasiswa untuk membudayakan kegiatan literasi.


Budaya literasi tentunya sangat penting ditingkatkan di sekolah. Kemampuan dasar literasi yang berupa kemampuan membaca menulis harus menjadi prioritas utama dalam dunia pendidikan. Banyak manfaat yang didapatkan dari hasil membaca. Dengan membaca, kita bisa mendapatkan informasi dan pengetahuan, misalnya membaca koran atau majalah. Dengan membaca kita juga bisa mendapatkan hiburan seperti membaca cerpen, novel, dll. Dengan membaca, kita mampu memenuhi tuntutan intelektual, meningkatkan minat terhadap suatu bidang, dan mampu meningkatkan konsentrasi.



Literasi adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap individu, baik dari golongan anak anak, remaja, maupun dewasa sejak dini. Kemampuan literasi ini berupa kemampuan membaca dan menulis. Kemampuan ini kelak akan digunakan sebagai hal yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Literasi atau membaca juga merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh terhadap dampak pola pikir kita. Karena wawasan serta pengetahuan bisa kita dapatkan melalui membaca. Terutama dikalangan pelajar dan mahasiswa seperti kita ini begitu penting nya rajin membaca kita terapkan sehari hari. Tak jarang, tugas tugas sekolah kita atau pun tugas kuliah dikalangan mahasiswa seringkali berkaitan dengan review buku ataupun merangkum sebuah buku yang memaksa kita untuk membaca sebuah buku terlebih dahulu agar kita paham isi serta makna dan inti dari buku tersebut. Literasi sendiri itu bermakna membaca serta memahami isi dari sebuah tulisan baik di buku, jurnal, artikel dan sebagainya. Sementara Samsul Hadi, Dkk(2006) menyatakan bahwa literasi itu sendiri konteksnya adalah bagaimana kemampuan kita dalam mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara. Sehingga ketika kita sudah mampu mengetahui serta memahami isi dari suatu buku ataupun tulisan, bisa dikatakan kita sudah memiliki kemampuan literasi yang baik.

Selain dari wawasan dan pengetahuan kita yang semakin bertambah, rajin membaca atau literasi ternyata juga berdampak terhadap kemampuan kita dalam berbicara. Karena ketika seseorang sudah terbiasa membaca dan menjadikan membaca suatu kegiatan yang dibutuhkan olehnya, maka akan berdampak kepada akumulasi kosakata yang ia dapat. Karena salah satu dampak dari literasi itu sendiri membuat otak kita jadi terasah dan mempunyai kemampuan menangkap dan memahami informasi dari sebuah bacaan. Menurut Yuliani Nurani Sujiono (2012) kecerdasan dalam mengolah kata, atau kemampuan menggunakan kata secara efektif baik secara lisan maupun tertulis dan orang yang cerdas dalam bidang ini dapat berargumentasi, menyakinkan orang, menghibur atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya. Itulah sebab nya orang orang yang rajin literasi atau membaca terkadang juga pandai dalam berbicara di depan umum.

Seperti yang telah saya jelaskan dan saya jabarkan di dalam isi artikel ini, mengenai literasi itu sendiri, tentunya kita dapat memahami berbagai macam dampak positif yang bisa kita rasakan untuk keseharian kita sebagai seorang pelajar maupun mahasiswa. Yang di antara lain manfaat nya yaitu wawasan dan pengetahuan kita semakin bertambah serta kemampuan berbicara kita semakin terasah dikarenakan semakin banyak kita mengenal kosakata dan akumulasi kosakata kita bertambah. Dan juga berdampak kepada otak kita yang bisa meningkatkan kecerdasan dan kemampuan dalam menangkap serta memahami informasi dari sebuah bacaan.

Namun, amat disayangkan di Negara kita tercinta ini, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Angka minat baca masih sangat minim di ruang lingkup generasi muda nya sekarang. Dalam sebuah penelitian terungkap bahwa kebanyakan siswa lebih mementingkan membeli pulsa HP daripada membeli buku (Sri Wahyuni 2009, 179). Hal itu terjadi dikarenakan kurang nya penyuluhan terkait pentingnya membaca dan juga kurang nya peran orang tua dalam menyikapi pola belajar anak anak mereka. Oleh sebab itu saya berharap kedepannya semakin banyak lagi penyuluhan dan sosialisasi terkait penting nya literasi untuk anak bangsa. Dan kita sebagai calon individu yang berintelektual juga harus menyongsong gerakan gerakan sosialisasi minat membaca. Terlebih kita sebagai mahasiswa adalah salah satu golongan yang harus lebih terdepan dalam membenahi permasalahan dalam masyarakat, yang dimana peran mahasiswa sebagai Agent Of Change. Kira kira seperti itulah dampak manfaat dari literasi untuk kita sebagai mahasiswa dan juga pelajar, serta permasalahan minat literasi yang kini marak terjadi di Indonesia.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pekan II Masa Prapaskah

  Sebagai orang beriman, kita sering kali menemukan persoalan dan tantangan hidup. Ada rajutan penderitaan dan kebahagiaan yang menjadi warna dalam kehidupan kita. Ada catatan tentang mereka yang membenci dan menjadi support system kita. Pada Minggu Prapaskah II ini, kita diajak belajar dari tokoh Abraham, yang mengajarkan kepada kita bahwa kegagalan dan penderitaan sebagai bagian dari olah kesetiaan iman kita. Hal senada juga disampaikan oleh Rasul Paulus dalam suratnya kepada Timotius agar kita tetap tabah dalam mewartakan Kabar Gembira dari Tuhan. Penderitaan yang kita alami dalam pemberitaan Kabar Sukacita hendaknya tidak membuat kita kecewa dan putus asa atau bahkan mundur dari tanggung jawab kita sebagai orang beriman. Serahkanlah dalam kasih karunia Allah. Dia tidak akan pernah membiarkan kita dikuasai oleh kegelapan. Kekuatan inilah yang harus kita kedepankan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Peristiwa transfigurasi dalam kisah Injil hari ini mestinya membuka pikir...

Berjuang Dalam Meraih Cita - Cita

  Satu persatu manusia pasti menginginkan sukses di dalam hidupnya. Entah sukses di dalam karier, sukses dalam pendidikan, pekerjaan, jodoh dan suskes dunia akhirat. Lalu? Apa arti sebuah kesuksesan? Saya mengutip arti sukses menurut salah satu para ahli dan tokoh dunia yaitu sukses adalah keinginan untuk menjalani hidup & sesuai dengan keinginan anda, melakukan apa yang ingin anda nikmati, di keliling keluarga,teman dan orang yang ada hormati.  Jadi sukses tidak hanya untuk diri sendiri akan tetapi akan lebih bermanfaat untuk orang lain, keinginan apa yang  ingin dicapai cita-cita tinggi yang akan mengantar kita kedepan pintu gerbang kesuksesan. Seperti pepatah “bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”. Pepatah tersebut menggambarkan kesuksesan itu tidak instan akan tetapi melalui lika liku perjalananyang  panjang. Sukses bagi saya yang paling  penting adalah bisa meraih apa yang kita inginkan dengan usaha kita sendiri, perjuangan serta kekuatan do...

Menyambut Pesta Demokrasi 2024

  masa depan demokrasi selama lima tahun ke depan, ada alasan kesamaan multidimensional yang perlu mendasari inisiatif sosial ini. Sebagai sebuah bangsa, Indonesia, kita disatukan oleh kesamaan-kesamaan dalam beberapa dimensi sebagaimana ditekankan oleh Notonegoro (Kaelan, 2009:187). Pertama, dimensi kesatuan sejarah. Kedua, dimensi kesamaan nasib historis melalui kolonialisme, proklamasi, reformasi hingga mencapai wajahnya yang kontemporer. Ketiga, kesatuan budaya nasional bangsa yang terdiri atas keanekaragaman ungkapan budaya. Keempat, kesatuan wilayah geografis. Kelima, kesatuan cita-cita dan tujuan sebagaimana tertuang dalam Pancasila. Kesamaan-kesamaan multidimensional tersebut menguatkan identitas kita sebagai satu bangsa. Dalam kesamaan identitas itu, perlu tanggungjawab sosial dari setiap elemen agar persatuan dan kemajuan bersama tetap terjaga. Secara teknis dan strategis, tanggungjawab itu diwujudkan dan salah satunya adalah melalui partisipasi dalam proses pemilu. UUD 1...