Langsung ke konten utama

Perempuan Tangguh




Sesibuk apapun Perempuan

Ia tidak akan pernah mengabaikan serta melupakan kodratnya sebagai seorang perempuan.

Ingat.! Kodrat perempuan adalah ; Menstruasi,Mengandung, Melahirkan , dan Menyusui, selain dari keempat aspek itu, perempuan mampu mengerjakan semuanya tanpa harus diinterfensi atau tendensi oleh siapapun. Persoalan memasak, mencuci, menyapu/membersihkan bukanlah kodrat seorang perempuan yang pasti, sebab itu bisa dilakukan oleh seorang lelaki. Maka sangat disayangkan jika ketika sekelompok orang diantaranya ada perempuan dan laki-laki sedang makan bersama, maka setelah makan tidak diharuskan perempuan yang membereskan semaunya, tapi bisa diharuskan laki-laki, karena itu bukan kodrat perempuan yang pasti.

Tapi jika masih ada yang mengatakan atau beropini bahwa perempuan hanya bisa bekerja di dapur, maka ia salah menafsirkan siapa itu perempuan. Sekarang coba kita telaah kembali tentang kodratnya perempuan dan siapa makhluk manusia yang paling hebat antara laki-laki dan perempuan.? 

Perempuan mampu menstruasi, mengandung, melahirkan dan menyusui/merawat serta mampu mengerjakan apa yang dikerjakan kaum laki-laki pada umumnya, namun sebaliknya laki-laki hanya mampu melakukan apa yang ia bisa kecuali keempat kodrat perempuan yaitu Menstruasi,Mengandung, Melahirkan serta menyusui/merawat. Maka perlu kita sadari bahwa antara perempuan dan laki-laki, yang paling hebat dan kuat adalah perempuan, serta kemulian seorang perempuan lebih besar ketimbang laki-laki. 



Lalu kenapa aktifitas perempuan masih dibatasi dengan dalil patriarki, sedangkan jelas kita ketahui bahwa perempuan mampu melakukan semua yang dilakukan laki-laki bahkan yang tidak mampu dilakukan laki-laki, lantas kenapa perempuan masih dipandang rendah dalam ruang sosial, ekonomi, dan sebagainya bahkan dinilai salah jika hanya tidak mencuci piring. lalu laki-laki selalu dipandang tinggi atau dibenarkan hanya karena berpatok pada sistem patriarki, bukankah manusia laki-laki dan perempuan itu dinilai sama dalam Gender? 

Ini adalah sebuah bentuk bukti bahwa yang seharusnya lebih dipandang adalah kaum perempuan, dilihat dari apa yang mereka mampu kerjakan selain Kodratnya sebagai perempuan. Jikalau ada kaum laki-laki yang mengatakan perempuan itu lemah hanya karena perempuan lebih memilih menangis ketika menghadapai masalah-masalah besar, maka mereka ( laki-laki ) itu adalah laki-laki paling lemah yang memanfaafkan keegoisannya untuk mengokohkan stadman bahwa laki-laki itu kuat. 

Perempuan

Adalah makhluk paling mulia di bumi, namun jika masih ada perempuan yang direndahkan hanya karena perbuatannya, cara berpakaiannya , pergaulannya, masa lalunya, kesehariannya maka sesungguhnya bumi ini sedang sakit atau sedang tidak baik-baik saja. Sebab di dada perempuanlah tumbuh peradaban-peradaban besar yang ada di bumi.

Sekali lagi, jika masih ada perempuan yang sakit, terluka atau terlihat tidak baik, maka sebenarnya itu bukan kesalahan mereka ( perempuan ) tapi itu adalah kesalahan laki-laki, sebab yang memegang tanggungjawab atas perempuan adalah laki-laki. Maka kesalahan perempuan adalah kesalahan laki-laki dan kesalahan laki-laki adalah kesalahan laki-laki, bukan kesalahan perempuan.

Karena perempuan diciptakan bukan untuk dilacuri, ditindah, direndahkan , diperbudak atau semata-mata menjadi pembantu dalam rumah tangga, tapi perempuan diciptakan untuk dijaga, dilindungi, dipuji, diperhatikan, disayang serta dihargai. Karena tanpa perempuan, tidak akan ada peradaban didunia sampai detik ini. 

Jika ada laki-laki yang membaca teks ini dan membantahnya, maka tidak perlu saya jelaskan lagi, cukup pandangi wajah ibumu, atau perhatikan setiap detik apa yang dilakukan ibumu setiap harinya 


Umur panjang perempuan

Umur panjang perjuangan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pekan II Masa Prapaskah

  Sebagai orang beriman, kita sering kali menemukan persoalan dan tantangan hidup. Ada rajutan penderitaan dan kebahagiaan yang menjadi warna dalam kehidupan kita. Ada catatan tentang mereka yang membenci dan menjadi support system kita. Pada Minggu Prapaskah II ini, kita diajak belajar dari tokoh Abraham, yang mengajarkan kepada kita bahwa kegagalan dan penderitaan sebagai bagian dari olah kesetiaan iman kita. Hal senada juga disampaikan oleh Rasul Paulus dalam suratnya kepada Timotius agar kita tetap tabah dalam mewartakan Kabar Gembira dari Tuhan. Penderitaan yang kita alami dalam pemberitaan Kabar Sukacita hendaknya tidak membuat kita kecewa dan putus asa atau bahkan mundur dari tanggung jawab kita sebagai orang beriman. Serahkanlah dalam kasih karunia Allah. Dia tidak akan pernah membiarkan kita dikuasai oleh kegelapan. Kekuatan inilah yang harus kita kedepankan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Peristiwa transfigurasi dalam kisah Injil hari ini mestinya membuka pikir...

Berjuang Dalam Meraih Cita - Cita

  Satu persatu manusia pasti menginginkan sukses di dalam hidupnya. Entah sukses di dalam karier, sukses dalam pendidikan, pekerjaan, jodoh dan suskes dunia akhirat. Lalu? Apa arti sebuah kesuksesan? Saya mengutip arti sukses menurut salah satu para ahli dan tokoh dunia yaitu sukses adalah keinginan untuk menjalani hidup & sesuai dengan keinginan anda, melakukan apa yang ingin anda nikmati, di keliling keluarga,teman dan orang yang ada hormati.  Jadi sukses tidak hanya untuk diri sendiri akan tetapi akan lebih bermanfaat untuk orang lain, keinginan apa yang  ingin dicapai cita-cita tinggi yang akan mengantar kita kedepan pintu gerbang kesuksesan. Seperti pepatah “bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”. Pepatah tersebut menggambarkan kesuksesan itu tidak instan akan tetapi melalui lika liku perjalananyang  panjang. Sukses bagi saya yang paling  penting adalah bisa meraih apa yang kita inginkan dengan usaha kita sendiri, perjuangan serta kekuatan do...

Menyambut Pesta Demokrasi 2024

  masa depan demokrasi selama lima tahun ke depan, ada alasan kesamaan multidimensional yang perlu mendasari inisiatif sosial ini. Sebagai sebuah bangsa, Indonesia, kita disatukan oleh kesamaan-kesamaan dalam beberapa dimensi sebagaimana ditekankan oleh Notonegoro (Kaelan, 2009:187). Pertama, dimensi kesatuan sejarah. Kedua, dimensi kesamaan nasib historis melalui kolonialisme, proklamasi, reformasi hingga mencapai wajahnya yang kontemporer. Ketiga, kesatuan budaya nasional bangsa yang terdiri atas keanekaragaman ungkapan budaya. Keempat, kesatuan wilayah geografis. Kelima, kesatuan cita-cita dan tujuan sebagaimana tertuang dalam Pancasila. Kesamaan-kesamaan multidimensional tersebut menguatkan identitas kita sebagai satu bangsa. Dalam kesamaan identitas itu, perlu tanggungjawab sosial dari setiap elemen agar persatuan dan kemajuan bersama tetap terjaga. Secara teknis dan strategis, tanggungjawab itu diwujudkan dan salah satunya adalah melalui partisipasi dalam proses pemilu. UUD 1...