Langsung ke konten utama

Aliansi Lebao Bangkit

 


Puluhan massa yang tergabung dalam Aliansi Lebao Bangkit menggelar aksi demonstrasi di depan kantor bupati Flores Timur (Flotim), Rabu 1 Februari 2023. 


Aksi demo itu digelar atas polemik klaim kepemilikan lahan eks kimpraswil (PU) antara ahli waris Aloysius Boki Labina dan Pemerintah Kabupaten / Pemkab Flores Timur yang bergulir sejak 2006 silam.

Aksi massa itu sempat tertahan di pintu masuk kantor bupati lantaran dihadang puluhan anggota Satu Pol PP Flotim yang siap mengamankan aksi demonstrasi.


Polemik lahan eks kampriwasil yang terletak di Kelurahan Waihali ini memang masih meninggalkan kisruh hingga saat ini. Pasalnya, pasca Pengadilan Negeri Larantuka dan Pengadilan Tinggi Kupang memenangkan ahli waris Labina, Pemkab Flores Timur kemudian melakukan banding dan mengklaim menang di tingkat Kasasi.


Klaim kemenagan tersebut membuat ahli waris Labina tidak terima lantaran sampai saat ini belum mendapat bukti konkret dari Pemkab Flores Timur. Pihaknya bahkan membantah tak pernah melakukan Peninjauan Kembali (PK) atas klaim kemenangan Kasasi lantaran sudah dua kali menang perkara.



Berikut tiga tuntutan Aliansi Lebao Bangkit:


1  Pemda Flotim segera buktikan keabsahan legakitas status tanah eks kimpraswil


2. Pemda Flotim segera membayar uang ganti rugi atau mengembalikan tanah eks kimpraswil


3. Pemda Flotim segera hentikan kekisruhan status tanah eks kimpraswil. 


Hingga saat ini, massa aksi masih melakukan aksi di depan kantor bupati Flotim. Aksi ini dikawal ketat aparat keamanan Polres Flotim dan Satu Pol PP.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untukmu Lewotobi

  Hai gunung merapi lewotobi.. Suaramu begitu menggelegar.. Getaranmu amat dahsyat.. Menyemburkan panasnya lahar hingga sampai kapan akan usai.. Lelahku menyusuri waktu.. Di setiap detik debu berterbangan.. mengikuti arah angin nan syahdu.. Pekat gelap pun seakan menutupi kompas arahku.. Erupsi hingga tangisan membahana mengundang luka tak kunjung sembuh.. Kulihat awan pun mulai menghitam.. Lahar menjelmah bagai air mengalir pada sekujur tubuhmu hingga menuju ke tanah ketuban anak tanah.. Mengapa semuanya ini terjadi..? Aku pun bermadah dalam doa mencurahkan duka pada yang kuasa.. Air mata menganak pada setiap pemilik hati yang berpasrah.. Asa terhenti tak dapat berkutik hingga terkulai.. Lahan pertanian bagai membeku tertutup debu vulkanik nan tebal... Semuanya terhempas oleh debu.. Dan puisiku menjadi saksi bisu hingga meneteskan air mata.. Lewotobi.. Lekas pulih kembali.. Dan biarkan cintamu bersemi tanpa henti.. Terpatri bagi anak tanah hingga abadi.. Pirlo Luron, Syair Anak Petani

Setiap Peristiwa Itu Indah

  Dalam hening malam, kita merenung, Tentang hidup yang terus berjalan. Setiap detik berharga, tak ada yang terbuang, Setiap pilihan membawa kita ke tujuan.   Ada suka, ada duka, dalam setiap cerita, Tapi semua itu bagian dari kehidupan kita. Kita belajar, kita tumbuh, kita terus bergerak, Mencari makna di balik setiap tikungan.   Kita berbagi cinta, kita berbagi tawa, Kita merasakan sakit, kita merasakan luka. Tapi di balik itu semua, ada kekuatan yang mengagumkan, Itulah kehidupan, selalu berubah, selalu berkelanjutan.   Jadi, mari kita hargai setiap momen, Dan belajar dari setiap peristiwa. Karena dalam setiap langkah dan setiap tindakan, Kita menemukan diri kita, dan makna kehidupan Pirllo Luron,Syair Anak Petani🌹

Tak cukup mencatat tangismu

  Mendengar ribuan bocah isak tangis Menyaksikan muka-muka penuh haru Melihat bocah menikuk mencari ibunya Bocah tersentuh kalah menyentuh tangan mereka berdebu, Semua jadi berbeda Selepas gelombang melanda AI Sirapaji Meluluhlantakkan Watan Lagadoni Yang tinggal hanyalah cerita Di sudut Ai Sirapaji Yang terlihat hanya sisa - sisa puing Bangunan terkeping - keping Apa yang terjadi disini??? Di sudut Watan Lagadoni Mereka menemukan seorang bayi Yang meratapi seonggok mayat Sambil terus meneriakkan "Ibu....Ibu Ai Sirapaji Watan Lagadoni Ratapan kian terdengar jelas Apa yang sebenarnya terjadi?? Ada apa dengan Ai Sirapaji Watan Lagadoni?? Namun entah mengapa Laut mengeluarkan amarahnya Gelombang besar terbentuk jelas Menghantam daratan dengan ganas Ai Sirapaji Watan Lagadoni kembali menangis Berlinang air mata jatuh ke tanah Menyaksikan gelombang yang kian bengis Menenggelamkan kampung halamanku... Bagaimana tidak Amarah yang besar itu Tanpa aba-aba,tanpa permisi Menggulung apa yang