Jangan biarkan tanah menggugurkan dosa,
biarkan rona doa sesungguhnya
bertafakur di lekuk bumi
dengan nyanyian requiem mengecup waktu dan mata puisi mencumbui luka yang sempat jadi prahara.
biarkan bumi yang lajang menghamba dengan setia, menjahit luka dengan benang-benang puisi sekadar membaringkan kata-kata yang tak punya apa-apa.
semestinya tak cukup pantas,
berkarat dalam kanvas
takdir sesungguhnya,
buat membaringkan nama dalam geladak usia.
Cinta mungkin di sini,
di atas tanah tempat bercermin
menggugurkan dosa dengan doa di ceruk hati
membawa raga bercakap
dengan gemuruh zikir memahat Tuhan yang sebenarnya tak ada jarak pemisah.
Komentar
Posting Komentar