Hai gunung merapi lewotobi..
Suaramu begitu menggelegar..
Getaranmu amat dahsyat..
Menyemburkan panasnya lahar hingga sampai kapan akan usai..
Lelahku menyusuri waktu..
Di setiap detik debu berterbangan.. mengikuti arah angin nan syahdu..
Pekat gelap pun seakan menutupi kompas arahku..
Erupsi hingga tangisan membahana mengundang luka tak kunjung sembuh..
Kulihat awan pun mulai menghitam..
Lahar menjelmah bagai air mengalir pada sekujur tubuhmu hingga menuju ke tanah ketuban anak tanah..
Mengapa semuanya ini terjadi..?
Aku pun bermadah dalam doa mencurahkan duka pada yang kuasa..
Air mata menganak pada setiap pemilik hati yang berpasrah..
Asa terhenti tak dapat berkutik hingga terkulai..
Lahan pertanian bagai membeku tertutup debu vulkanik nan tebal...
Semuanya terhempas oleh debu..
Dan puisiku menjadi saksi bisu hingga meneteskan air mata..
Lewotobi..
Lekas pulih kembali..
Dan biarkan cintamu bersemi tanpa henti..
Terpatri bagi anak tanah hingga abadi..
Pirlo Luron, Syair Anak Petani 🌹
Komentar
Posting Komentar